Secara
sederhana, sebetulnya hanya ada dua pilihan pada BIOS. Membuat sistem
yang tercepat atau mau mengutamakan kestabilan. Kenali fungsi-fungsinya,
maka Anda akan mendapatkan sebuah sistem yang optimal, hasil kompromi
keduanya.
Seiring dikarenakan perkembangan komponen
PC, sedikit banyak BIOS juga mengalami beberapa perubahan. Terutama hal
ini terjadi dikarenakan terus berkembangnya beberapa komponen pendukung
utama pada PC. CPU (central processor unit) tentu saja memegang peranan
penting, dalam hal ini. Penggunaan CPU berteknologi 64-bit tentunya
membutuhkan sebuah fungsi khusus. Demikian juga PCI Express sebagai
pengganti slot AGP, dan DDR2 yang menawarkan bandwidth memory yang lebih
besar dibanding DDR.
DI PERSIMPANGAN JALAN
Sebetulnya, tidak ada setting-an BIOS
yang terbaik. Namun kami mencoba memberikan penjelasan, agar Anda dapat
membuat setting-an optimal dengan BIOS Anda.
Dengan setting BIOS, Anda akan
dihadapkan antara dua pilihan. Di sini dimungkinkan untuk lebih memacu
komponen-komponen pada PC. Tentu saja dengan sebuah harga yang harus
dibayar. Tanpa komponen yang berkualitas juga pendinginan komponen yang
memadai, maka Anda hanya akan mendapatkan sebuah sistem yang tidak
stabil.
Pilihan Load Fail-Safe Default ataupun
yang sejenis, akan memberikan kestabilan terbaik. Sayangnya, pilihan ini
tidak mengeluarkan seluruh kemampuan dari yang dimiliki sistem Anda.
Diharapkan, setelah membaca ulasan kali
ini, Anda dapat lebih meningkatkan kemampuan PC Anda. Melalui setting
ulang BIOS. Sesuatu yang mungkin sebagian orang masih takut untuk
melakukannya. Dan sebagian lagi masih merasa bingung dengan
fungsi-fungsi di dalamnya. Hal ini kami anggap wajar. Mengingat, tidak
semua produsen motherboard menyertakan manual yang lengkap dan
informatif. Khususnya untuk setting BIOS ini. Artikel ini lebih banyak
berisi penjelasan menu-menu “baru” yang tersedia untuk BIOS sekarang.
PANDUAN, BUKU NANUAL
Tentunya, panduan yang akan termuat pada
artikel kali ini masih jauh dari lengkap. Jika lengkap, tentunya bisa
Anda bayangkan, akan berapa halaman yang akan membahas BIOS pada artikel
ini.
Namun setidaknya, fungsi-fungsi inilah
yang kami anggap paling Anda butuhkan untuk diketahui lebih lanjut. Juga
pada beberapa bagian, kami menyertakan url rujukan, tempat Anda dapat
mencari informasi lebih lanjut ataupun untuk men-download aplikasi
pendukung.
ISTILAH FUNGSI YANG BERLAINAN
BIOS (Basic Input and Output System)
sebenarnya adalah sebuah firmware yang tersimpan pada sebuah
EEPROM
(Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory).
Ini yang menyebabkan BIOS memiliki
beberapa perbedaan, antara satu sistem dengan sistem yang lain. Namun
perbedaan antar-BIOS sebetulnya hanya pada susunan menu dan istilah yang
digunakan. Selebihnya sebagian besar memiliki kesamaan pada fungsi yang
diusung.
Pada artikel ini, kami memberikan contoh
kebanyakan dari Phoenix-Award. Karena belakangan ini, BIOS Phoenix-Award
inilah yang paling sering kami temui pada kebanyakan motherboard
terbaru.
Kami juga berusaha untuk memberikan
ekuivalensi nama fitur pada kebanyakan BIOS. Namun tentunya, Anda juga
sudah dapat mengira-ngira fungsi apa yang sama pada BIOS Anda.
MODDING BIOS
Tidak hanya PC case yang bisa menjadi
sasaran modding. Modding BIOS pun dapat dilakukan. Yang perlu Anda
lakukan adalah sebuah aplikasi yang tepat.
Beberapa produsen motherboard juga
menyertakan aplikasi untuk melakukan modding BIOS. Namun, kebanyakan
hanya menyediakan fasilitas sederhana. Seperti mengganti layar saat
boot. Lebih dari itu, biasanya para produsen tidak menyediakannya. Dan
kali ini, kami akan memberikan beberapa panduan bagi Anda yang tertarik
untuk melakukannya.
Pada bagian tersebut akan membahas mulai
dari yang paling sederhana. Seperti mengganti welcome boot screen dari
BIOS. Sampai beberapa aplikasi unik yang mampu memberikan keleluasaan
untuk mengedit
BIOS.
Seperti Award BIOS Editor, yang mampu
mengedit menu-menu yang akan tampil pada BIOS. Ingat, aplikasi ini hanya
terbatas membuka fungsi yang tersembunyi pada menu BIOS. Bukan membuat
ulang program BIOS untuk menjalankan fungsi tertentu.
Ini juga berguna sekiranya Anda sudah
bosan menunggu-nunggu update BIOS yang disediakan dari produsen
motherboard Anda. Ataupun untuk produk yang sudah discontinue, atau
malah sang produsen tidak menyediakan sama sekali perihal update BIOS
ini.
PROCESSOR & CPU FREQUENCY
Terdapat beberapa varian nama untuk
fungsi yang satu ini. Anda dapat menemukan fungsi ini dengan menu
bernama Adjust CPU FSB frequency, atau CPU host clock.
Dapat ditemukan dalam menu Advanced
Chipset Feature. Atau beberapa menu khusus untuk overclocking, seperti
Jumperfree Configuration, uGuru, Cell menu, dan seterusnya. Secara
default, setting yang sering digunakan adalah pada mode Standard,
Default, atau Auto.
CPU Frequency = ?
CPU Frequency didapatkan dari hasil
perkalian antara clock dan multiplier. Clock pada beberapa BIOS disebut
dengan external clock. Sedangkan multiplier factor adalah faktor
pengali.
Namun dengan perkembangan penamaan
processor belakangan ini, membuat hal ini tidak sesederhana dulu, waktu
penamaan processor menggunakan frequency kerjanya. Jadi, ada baiknya
Anda masih memiliki data acuan untuk setting processor yang Anda
gunakan. Atau dapat juga mencarinya pada situs resmi para pembuat
processor. Setidaknya ini akan menghindarkan kesalahan pada setting.
MENGANDALKAN SETTING AUTO
Mengoptimalkan sebetulnya cukup
sederhana. Menggunakan setting auto pada kebanyakan kasus memang yang
terbaik. Kecuali karena satu dan lain hal, ada kesalahan saat pembacaan
processor secara otomatis.
Jika hal ini yang terjadi pada kasus
Anda, maka samakan setting BIOS dengan spesifikasi processor yang
digunakan. Pastikan nilai clock, multiplier, dan terkahir CPU frequency
sesuai dengan spesifikasi processor yang digunakan.
Saran kami, selama tidak ada masalah,
setting auto sangatlah disarankan. Beberapa produsen motherboard,
menyesuaikan setting CPU frequency sesuai dengan beban kerja PC.
Beberapa juga menyediakan preset profile, dengan beberapa tingkatan.
Selama tidak ada masalah kestabilan, hal ini dapat terus dilakukan.
Catatan: kesalahan setting CPU frequency
memiliki konsekuensi kerusakan dan ketidakstabilan sistem. Kerusakan
dapat terjadi baik pada CPU, maupun motheboard. Pastikan, setting sesuai
dengan spesifikasi.
RAM: DRAM TIMING SELECTABLE
Berikut adalah cara mengoptimalkan
setting timming modul RAM yang terpasang pada sistem. SPD (Serial
Presence Detect) akan membaca informasi yang terdapat pada EEPROM
(Electrically Eraseable Programmable Read Only Memory), antara lain
memory type, size, speed, voltage interfaces, dan module bank.
Secara default, kebanyakan motherboard
akan memiliki nilai pada setting BIOS dengan Auto, atau By SPD. Keduanya
samasama mengacu pada SPD modul yang terpasang.
HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN
Untuk mengoptimalkannya sebetulnya cukup sederhana. Hanya diperlukan empat hal yang perlu diperhatikan.
CAS Latency Time: mendefinisikan latency
yang terjadi antara proses pembacaan DRAM sampai dengan waktu
tersedianya data tersebut.
Act to Precharge Delay: mendefinisikan
waktu yang dibutuhkan (dalam satuan DRAM clock) yang akan digunakan
sebagai parameter DRAM.
DRAM RAS to CAS Delay: waktu DRAM antara saat memungkinkan memberikan active command, dengan waktu proses read/write.
DRAM RAS Precharge: waktu idle yang dibutuhkan untuk perintah precharge.
KENALI RAM ANDA
Sesuaikan dengan kemampuan modul DRAM
yang terpasang. Jika sistem Anda terpasang beberapa DRAM dengan
kemampuan beragam, pilih modul DRAM dengan kemampuan terendah sebagai
acuan untuk setting timming DRAM.
Untuk mengetahui informasi mengenai modul
RAM yang terpasang, bisa menggunakan beberapa utility system info yang
dapat menjabarkan spesifikasi detail DRAM.
Jika ingin melakukan overclock pada RAM,
sesuaikan dengan spesifikasinya. Karena setting RAM paling berpengaruh
dengan kestabilan sistem.
Selama tidak ada masalah, setting By SPD
sangatlah disarankan. Selama tidak ada masalah kestabilan, hal ini dapat
terus dilakukan.
Jika Anda memiliki cukup waktu untuk
berksperimen ataupun memiliki informasi yang lebih baik mengenai modul
memory yang terpasang, mencoba setting timming yang lebih agresif dapat
meningkatkan kinerja PC.
PROCESSOR: AMD CONFIGURATION
Untuk pembahasan ini, menurut kami adalah yang paling menarik. Di mana perkembangan penambahan menu BIOS paling dirasakan.
Berikut adalah pembahasan fungsi-fungsi
khusus, yang hanya tersedia pada BIOS untuk motherboard dengan platform
processor AMD. Lebih khususnya lagi, yaitu untuk jajaran Athlon 64 (dan
beberapa model Sempron).
Perlu diperhatikan adalah keragaman
chipset yang digunakan. Ini akan sedikit banyak memberikan perbedaan
baik pada nama fungsi maupun fasilitas yang tersedia.
HYPER TRANSPORT
Penjelasan singkat mengenai teknologi
HyperTransport adalah sebagai berikut. Adalah penerapan interface high
speed hubungan point-topoint, menghilangkan masalah I/O bottleneck.
Cara yang digunakan AMD antara lain
dengan memindahkan memory controller, terintegrasi dengan processor. Ini
akan menghasilkan tingkat latency yang lebih rendah. Dan memungkinkan
penyederhanaan desain routing motherboard secara keseluruhan.
HyperTransport atau dahulu dikenal dengan
istilah Lightning Data Transport (LDT) biasanya disesuaikan dengan
faktor pengali bus processor. Jika processor AMD Anda terbaca dengan
sempurna, Anda dapat mebiarkannya pada nilai auto. Jika tidak, sebaiknya
samakan dengan nilai faktor pengali processor.
AMD COOL‘N’QUIET
Seiring pertambahan kemampuan kinerja
processor, sekaligus menambah pasokan daya yang dibutuhkan, panas yang
dihasilkan, juga tingkat kebisingan yang meningkat dari fan untuk
mendinginkan processor, solusi AMD Cool‘n’Quiet dimaksudkan untuk
mengeliminasi hal tersebut.
Fungsi ini dapat ditemukan pada tempat
yang beragam. Kebanyakan produsen motherboard, meletakkan fungsi ini
pada menu khusus yang disediakan oleh produsen motherboard.
Catatan: Fungsi hanya berlaku untuk
processor mulai dari AMD Sempron 3000+ (socket 754) dan seterusnya.
Untuk dapat memfungsikan fasilitas ini, selain mengaktifkannya pada BIOS
diperlukan driver untuk operating system dan CPU cooler yang mendukung
teknologi ini.
PROCESSOR: INTEL CONFIGURATION
Tentu saja ada beberapa fungsi yang khusus hanya dapat ditemukan pada BIOS untuk motherboard processor Intel.
Fungsi yang akan dibahas kali ini memang
hanya berlaku untuk processor Intel jajaran tertentu. Jika processor dan
motherboard yang Anda gunakan sudah mendukung. Inilah beberapa hal yang
dapat Anda lakukan.
Hyper-Threading
Tentu saja, ini bukan istilah asing lagi.
Jangan lupa mengaktifkannya, sekiranya Anda menggunakan processor yang
sudah mendukung teknologi ini.
MPS Version Ctrl For OS
Multi-Processor Specification (MPS)
sangat menentukan informasi yang diberikan kepada operating system.
Pilihlah versi 1.4. Kecuali jika Anda masih menggunakan operating system
lawas, seperti NT4. Terpaksa menggunakan pilihan 1.2.
CPU Thermal-Throtling
Fungsi ini akan mengamankan processor
dari overheating. Selain meminimalkan panas yang dihasilkan, fungsi ini
juga sedikit banyak akan memperpanjang umur processor Anda.
Thermal Management
Biasanya dapat Anda temukan pada Advanced
BIOS Feature|CPU Feature. Istilah ini menggantikan penggunaan istilah
CPU Thermal-Throtling. Fungsinya sama, dengan melakukan perlambatan.
Perintah TM1 digunakan mulai pada era Intel Pentium III. Fungsi ini juga
dikenal dengan nama Intel SpeedStep.
Pada jajaran processor terbarunya dengan
teknologi Intel Extended Memory 64 Technology (Intel EM64T), Enhanced
Intel SpeedStep juga dapat menurunkan kecepatan saat idle. Selain
mengurangi panas yang dihasilkan, ini juga menurunkan tingkat noise yang
dihasilkan HSF processor. Dijanjikan penurunan kinerjanya tidak akan
sedrastis TM1.
Beberapa motherboard memberikan
keleluasaan lebih untuk mengaturnya. Anda dapat mendefinisikan nilai TM2
Bus VID, sesuai dengan tegangan (volt) yang ditentukan. Juga nilai TM2
Bus Ratio, untuk menentukan clock ratio. Sayangnya untuk TM2 Bus Ratio
ini, diperlukan processor dengan multiplier yang tidak ter-lock.
VGA: VGA TUNUNG
Peralihan slot Video Graphics Adapter
(VGA) dari Accelerated Graphics Port (AGP) menjadi PCI Express x16
memang memberikan bandwidth jauh lebih besar. Dibandingkan dengan AGP 8x
dengan bandwidth maksimal 2,1GB/s, sedangkan PCI Express x16 dapat
menawarkan bandwidth mencapai 4 GB/s.
Perubahan ini juga terjadi pada fungsi
yang tersedia pada BIOS. Beberapa fungsi setting untuk PCI-Ex x16
sebetulnya bisa dianalogikan dengan fungsi pada AGP.
AGP Frequency dan PCI-Ex Frequency
Secara default, fungsi ini ada pada nilai
auto. Jika nilai default untuk AGP pada 66 MHz, maka untuk PCI-Ex
bekerja pada 100 MHz. Jika Anda termasuk pelaku overcolcking, perlu
penyesuaian tersendiri untuk menentukan nilai saat menaikan kecepatan
bus VGA ini.
AGP Transfer Mode
Mungkin Anda masih ingat, awal kali
pertama slot AGP muncul. AGP transfer mode terus berkembang mulai dari
1x, 2x, 4x, dan 8x. Untuk interface VGA PCI Express x16, fungsi yang
serupa ini tidak tersedia.
PEG Link Mode
PEG (PCI Express Graphics) Link Mode
adalah fungsi baru yang tersedia pada beberapa BIOS. Tergantung pada
produsen motherboard, karena menurut pengalaman kami fungsi ini tidak
tersedia pada semua motherboard dengan slot PCI-Express x16.
Sebetulnya belum ada penjelasan yang
pasti untuk fungsi ini. Pilihan yang tersedia adalah Auto, Slow, Normal,
Fast, dan Faster. Dan pada beberapa kasus, ini akan mengubah kecepatan
kerja VGA. Baik core clock maupun memory clock. Jika Anda memiliki waktu
selang, cobalah fungsi ini untuk mendapatkan kinerja VGA yang lebih
baik.
AGP Aperture Size dan PEG Buffer Length
Keduanya memiliki fungsi yang dapat
dibilang sama. AGP Aperture Size secara spesifik berfungsi untuk
menentukan jumlah RAM yang dialokasikan untuk AGP.
Sedangkan PEG Buffer Length hanya
memberikan tiga pilihan: Auto, Short, dan Long. Gunakan pilihan Long,
jika penggunaan PC Anda membutuhkannya dan Anda memiliki RAM yang
berlimpah.
BOOT : QUICK BOOT
Meskipun pembahasan sejenis juga sudah
tersedia pada artikel terdahulu. Seperti bagaimana cara mengatur boot
sequence. Saran kami tetap sama. Pilihlah boot sequence yang benar-benar
diperlukan dalam penggunaan sehari-hari. Apalagi jika BIOS motherboard
Anda juga sudah menyediakan sebuah boot menu khusus. Ini akan memudahkan
Anda sesekali mengubah boot sequence, tanpa perlu berbelit-belit masuk
ke BIOS.
Selain itu, masih banyak yang bisa
dilakukan dengan mudah untuk mempercepat proses booting PC Anda. Di sini
akan dijelaskan, setting BIOS apa saja yang dapat dilakukan untuk
melakukan hal ini.
Tinggalkan Floppy Disk
Mematikan fungsi Boot Up Floppy Seek
adalah salah satunya. Sekaligus tidak menyertakan Floppy Drive sebagai
salah satu bagian boot sequence. Apalagi mengingat makin jarangnya Anda
melakukan booting dengan disket.
Keduanya harus dilakukan, agar tujuan percepatan waktu booting tercapai.
OPTIMALKAN FUNGSI
Anda menggunakan motherboard yang sudah
mendukung konfigurasi harddisk RAID, atau malah interface SATA RAID.
Tidak ada yang buruk dengan hal ini.
Namun, misalnya Anda masih mengandalkan
perangkat dengan interface parallel ATA, dan tanpa memanfaatkan fungsi
RAID atau SATA yang tersedia. Maka, mengaktifkan fungsi-fungsi tersebut
hanya akan memperlambat proses booting.
Jika Anda perhatikan, saat mengaktifkan
fungsi RAID. Setelah proses POST selesai dilakukan, terlihat fungsi
serupa yang berjalan. Ini adalah proses BIOS dari RAID controller yang
berjalan.
Mematikan fungsi ini akan menghemat waktu
booting tidak kurang dari 2 detik. Tergantung pada waktu delay untuk
deteksi harddisk dengan interface yang bersangkutan. Toh sekiranya Anda
ingin memanfaatkannya, yang diperlukan adalah mengubah nilai dalam menu
Integrated Peripherals pada IDE/SATA RAID function. Ataupun sekaligus
mematikan fungsi Silicon SATA Controller, yang sama sekali belum berguna
sekiranya Anda belum menggunakan interface ini.
HARDISK: SETTING IDE SEQUENCE
Mungkin sebagian besar dari Anda akan
segera bertanya, apa susahnya mengatur hal yang satu ini? Memang relatif
mudah, namun tidak demikian dengan bertambahnya interface untuk
harddisk pada motherboard terbaru, yang dilengkapi dengan interface
SATA, ataupun PATA.
Tidak seperti pada motherboard terdahulu,
yang hanya menyediakan pilihan konektor PATA untuk IDE drive. Secara
default, harddisk yang terpasang pada konektor IDE Primary Master, akan
menjadi urutan pertama proses boot.
Dengan tersedianya interface SATA, maka
pilihan setting untuk IDE ini sedikit lebih rumit. Namun setidaknya,
Anda diberikan kebebasan untuk menentukan sesuai dengan penggunaan.
Hal ini dapat dilihat, jika Anda masuk ke dalam menu OnChip IDE Device. Biasanya dapat Anda temukan pada Integrated Peripherals.
Di dalam menu ini, terdapat berbagai
pilihan, untuk menentukan urutan sequence IDE, berdasarkan konektor yang
digunakan. Perlu diperhatikan di sini adalah konfigurasi SATA yang
didefinisikan di menu BIOS ini.
SATA Mode
Menentukan mode aktif untuk on-chip
Serial ATA. IDE: menjadikan on-chip Serial ATA sebagai IDE mode. RAID:
Serial ATA bekerja dalam RAID mode. AHCI (Advanced Host Controller
Interface): Serial ATA menjadi AHCI mode, untuk meningkatkan kegunaan
dan performanya.
On-Chip Serial ATA
Menentukan fungsi on-chip Serial ATA.
Disabled: men-disable-kan fungsi Serial ATA controller. Auto: BIOS yang
akan mengatur secara otomatis fungsi ini. Combined Mode: menggabungkan
fungsi PATA dan SATA (total jumlah maksimal 4 IDE drive). Enhanced Mode:
enable keduanya, baik Parallel ATA dan Serial ATA (total jumlah
maksimal 6 IDE drive). SATA Only: SATA beroperasi pada legacy mode.
PATA IDE Mode
Secara khusus, mengatur mode untuk
konektor IDE1. Primary: “IDE1” connector bertugas sebagai Primary Master
dan Primary Slave channel (layaknya motherboard terdahulu). Secondary:
“IDE1” connector bertugas sebagai Secondary Master dan Secondary Slave
channel.
PROCESSOR: DYNAMIC OC
Kebanyakan produsen motherboard terkemuka
menyertakan fungsi ini. Tentu saja dengan penamaan yang sedikit
berbeda. Namun sebagian besar memiliki banyak kesamaan, yaitu dengan
tersedia profile setting overclocking, untuk memudahkan penggunaannya.
Bahkan beberapa juga menyertakan fungsi
overclocking otomatis, menyesuaikan dengan beban kerja sistem secara
otomatis. Bahkan tanpa memerlukan campur tangan dari penggunanya.
APALAH ARTI SEBUAH NAMA
Seperti yang sudah disampaikan
sebelumnya, fungsi yang semacam ini memiliki nama yang berbeda-beda.
Pada ASUS, dikenal dengan nama ASUS AI NOS (Non-delay Overclocking
System). ABIT menyebutnya dengan OC Guru – AutoDrive. Gigabyte punya
fitur yang disebut C.I.A.(CPU Intelligent Accelerator), yang sekarang
sudah pada generasi kedua. MSI memiliki CoreCenter, yang memiliki fungsi
sejenis.
Letaknya pada menu BIOS pun juga beragam.
Ada yang langsung tersedia pada menu utama BIOS. Ada juga yang
diperlukan sedikit penjelajahan di dalam menu BIOS, sebelum Anda dapat
berhasil sampai ke menu ini.
PROFILE
Beberapa di antaranya juga menyertakan
pilihan profile overclocking yang akan digunakan. Ini akan menyesuaikan
overclocking otomatis yang akan digunakan. Pesan kami, sesuaikan dengan
kemampuan perangkat pendukung lainnya yang digunakan pada
sistem.
UTAMAKAN KESTABILAN
Dan cara yang paling tepat adalah
menggunakan metoda trial dan error. Dikarenakan keragaman komponen pada
PC. Jika pada setting sebelumnya, sistem Anda masih menunjukkan
ketidakstabilan, ada baiknya menurunkan ke step di bawahnya. Dan jika
semua profile sudah Anda coba, namun tingkat kestabilan sistem masih
menyedihkan, maka Anda terpaksa memilih fungsi ini pada pilihan disable.
Sebab, secepat apapun performa sistem Anda tidak akan banyak gunanya
jika tidak disertai dengan tingkat kestabilan yang bisa diandalkan.
Tentu Anda tidak menginginkan, sistem yang sering crash.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA BIOS
Tanpa disadari, BIOS adalah bagian yang
juga penting dalam sistem PC Anda. Tanpa semua fungsi pada BIOS yang
terlewati dengan sempurna, maka sistem Anda tidak akan bekerja dengan
optimal.
Bahkan pada beberapa kondisi, BIOS yang
ngambek, dapat membuat PC Anda tidak berfungsi. Semisal, saat mencoba
melakukan overclocking yang berakhir dengan kegagalan ataupun kesalahan
konfigurasi CPU.
Sistem akan menyala, namun tanpa proses yang dapat berjalan. Apa yang harus dilakukan?
1. Jika masih memungkinkan untuk masuk
menu BIOS, yang perlu dilakukan sederhana. Pilihlah menu Load System
Default Settings atau Load Fail-Safe Default, atau yang sejenis. Ini
akan mengembalikan preset atau profile BIOS dengan setting default, yang
akan memastikan sistem dapat bekerja. Perlu diingat, ini tidaklah
optimal. Analoginya bagaikan sebuah operating system yang bekerja pada
safe mode.
2. Langkah berikut tidak berlaku untuk semua motherboard. Terlebih motherboad yang telah berumur lebih dari lima tahun.
Beberapa produsen motherboard, khususnya
untuk seri premium, memberikan fasilitas khusus untuk hal semacam ini.
Sebagai contoh, produsen yang memiliki fitur semacam ini adalah ASUS
dengan CPR (CPU Parameter Recall), DFI dengan CMOS Reloaded atau seperti
Gigabyte yang menyediakan Dual BIOS. Fitur semacam ini akan terasa
memudahkan pemiliknya, saat berhadapan dengan masalah semacam ini. Cara
penggunaan detail, dapat Anda lihat kembali pada buku manual yang
tersedia di paket penjualan.
3. Jika langkah-langkah termudah di atas
belum dapat membantu mengembalikan fungsi BIOS, maka langkah selanjutnya
sedikit lebih merepotkan.
Clear CMOS adalah langkah selanjutnya
yang perlu dilakukan. Untuk melakukan hal ini, terpaksa membuka PC case
agar dapat mengakses motherboard.
Beberapa motherboard menyediakan jumper untuk clear CMOS. Letak jumper ini, dapat ditemukan pada manual motherboard.
Ada juga yang menggunakan cara melepaskan
baterai CMOS. Karena memang tidak tersedianya jumper Clear CMOS, meski
Anda sudah mencari-cari jumper clear CMOS.
Sedikit lebih mudah bagi pengguna
motherboard ABIT yang memiliki Guru Game Panel. Pada panel tambahan ini
tersedia CMOS Reset Button. Anda dapat dengan mudah melakukan Clear
CMOS, tanpa perlu membuka PC case.
MODDING BIOS
Modding dapat dilakukan tidak hanya pada PC case. Bahkan pada BIOS pun, modding juga dapat dilakukan.
Mulai dari yang sederhana. Seperti
mengganti logo boot screen, atau sekadar mengganti logo EPA
(Environmental Protection Agency) Pollution Preventer.
Sampai yang mungkin selama ini tidak
terpikirkan. Seperti mengganti nama field menu pada BIOS, ataupun
membuka menu yang tersembunyi pada BIOS.
Peringatan: sebaiknya lakukan backup
BIOS, sebelum melakukan modding BIOS. Pastikan Anda sudah mengetahui
segala risiko dan cara penanggulangannya. Risiko dan gangguan sistem
mungkin saja terjadi.
Modding File BIOS
Perlu diperhatikan, proses edit untuk
modding BIOS hanya dapat dilakukan pada file BIOS. Bukan langsung pada
BIOS yang sedang berjalan.
Jadi, sekiranya Anda ingin melakukan
modding BIOS, dibutuhkan BIOS yang masih berupa file. Bisa didapatkan
dengan cara men-download pada situs produsen (biasanya terdapat pada
link pilihan support, download update BIOS).
Atau Anda juga dapat menyimpan file BIOS
ke dalam bentuk file (biasanya berupa file berekstensi BIN). Proses ini
dapat dilakukan dengan mem-back-up BIOS ke dalam file. Aplikasi semacam
ini banyak tersedia dalam kebanyakan paket penjualan motherboard.
Beberapa program flash untuk update BIOS
dimanfaatkan untuk menyimpan BIOS menjadi file. Misalnya menggunakan
Award Flash (Awdflash). Setelah BIOS tersimpan dalm bentuk file, baru
proses modding dapat dilakukan.
Untuk menggunakan BIOS yang sudah
ter-modding, perlu dilakukan proses sebaliknya. Flash BIOS dengan file
BIOS yang sudah ter-modding.
EPACODER
Aplikasi ini dikhususkan untuk mengganti
logo EPA saja, tidak lebih dari itu. Anda dapat melakukan convert dari
file BMP, dengan kedalaman warna maksimal 4 bit (16 warna atau
monochrome). Sebaiknya ukuran gambar yang digunakan beresolusi kisaran
136×84 pixel.
Fungsi semacam ini juga disediakan oleh
beberapa produsen motherboard. Namun kebanyakan hanya dikhususkan untuk
mengganti logo boot screen pada BIOS.
Info selengkapnya dapat dilihat di http://www.technik.swiebodzin.pl/edukacja/informatyka/bios/tools/epacoder.htm.
AWARD BIOS EDITOR
Untuk sementara, aplikasi Award BIOS Editor ini lah yang memiliki kemampuan modding BIOS paling lengkap.
Tentu saja aplikasi yang satu ini juga
tidak disediakan oleh Award sendiri. Jadi, penggunaannya benar-benar di
luar tanggung jawab para pemrogram BIOS.
Sebetulnya, banyak yang dapat dilakukan
oleh aplikasi ini sendiri. Bahkan Anda dapat mengedit menumenu pada
BIOS. Termasuk nilai default yang disediakan. Pada tree dalam Recognized
Items, tersedia System BIOS. Jika Anda pindah ke tab Setup Menu, maka
akan terlihat tampilan menu dari masing-masing halaman. Pada tab BIOS
ID/Versions, Anda juga dapat melihat dan mengganti info tambahan yang
tersedia pada BIOS. Layaknya sebuah system tool yang banyak tersedia
untuk operating system Windows.
Sayangnya, aplikasi ini tidak dilengkapi
dengan manual yang terdokumentasi dengan baik. Juga aplikasi ini tidak
kompatibel dengan seluruh BIOS. Namun bagi Anda yang beruntung memiliki
BIOS yang kompatibel dengan aplikasi ini, kami ucapkan selamat
memodifikasi BIOS Anda.
Info selengkapnya bisa Anda dapatkan di http://awdbedit.sourceforge.net.
FAQ: YANG HARUS DI KETAHUI SEPUTAR BIOS
Berikut ini adalah lima hal penting yang
perlu diketahui seputar BIOS. Kemungkinan sebagian besar dari Anda tidak
akan mengalami hal ini. Hanya saja untuk berjaga-jaga, sekiranya di
antara hal berikut ini terjadi dengan PC, Anda telah mengetahui apa yang
terjadi dan apa yang harus dilakukan.
01. Clear CMOS Saat Instalasi Motherboard Baru.
Pertanyaan: Perlukah melakukan clear CMOS, sebelum menginstalasi motherboard baru?
Jawab: Walaupun dalam banyak kasus, hal
ini sama sekali tidak perlu dilakukan. Namun, hal ini sangat
direkomendasikan untuk dilakukan sebelum menginstalasi komponen pada
sebuah motherboard baru. Untuk menjaga kompatibilitas komponen hardware
yang akan diinstal dengan motherboard. Sebab ada kemungkinan, komponen
hardware yang digunakan pada masa pengujian QA (Quality Assurance),
menggunakan komponen yang berbeda.
Masalah inkompatibilitas dapat saja terjadi, terutama pada setting CPU dan beberapa komponen pendukung lainnya.
02. Proses Tidak Sempurna pada Saat Update BIOS.
Pertanyaan: Apa yang harus dilakukan, sekiranya saat dilakukan update BIOS tiba-tiba sistem crash ataupun listrik padam?
Jawab: Inilah yang paling ditakutkan
selama proses melakukan update BIOS. Musibah memang bisa terjadi di mana
dan kapan saja. Yang harus dilakukan jika hal ini terjadi adalah
sebagai berikut.
Lakukan secepatnya clear CMOS. Sekiranya
sistem hang, sebelum mematikan ataupun melakukan reset, pindahkan jumper
ke posisi clear CMOS. Tindakan ini semacam proses undo pada beberapa
aplikasi. Dengan harapan, EEPROM pada BIOS akan kembali ke BIOS semula.
Kecuali motherboard Anda dilengkapi
dengan BIOS back-up. Anda dapat dengan mudah melakukan restore BIOS
utama. Mengandalkan BIOS backup yang tersedia pada motherboard Anda.
03. PC Gagal Melakukan Proses Booting.
Pertanyaan: Sesekali sistem mengalami
gagal boot, setelah sistem dimatikan secara keseluruhan (cabut kabel AC,
switch off pada PSU). Apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya?
Jawab: Sebaiknya, jika PC direncanakan
tidak akan digunakan dalam waktu lama, maka catuan power AC ke PC
dicabut. Atau minimal switch PSU di dalam posisi off. Namun setelah itu,
PC mengalami gagal boot.
Ini terjadi karena belum meratanya catuan
daya ke seluruh komponen PC. Termasuk BIOS. Ini yang menyebabkan proses
boot gagal dilakukan dengan sempurna. Gejalanya adalah, PC menyala,
namun tidak melanjutkan proses boot, bahkan tanpa terdengar bunyi POST
code.
Yang perlu dilakukan sederhana. Beri
interval waktu, setelah melakukan sambungan ulang power AC (kurang lebih
30 detik). Ini untuk memastikan PSU sudah beroperasi dengan optimal.
Memastikan tegangan listrik juga dapat
membantu menyelesaikan masalah ini. Demikian juga dengan pemilihan PSU
yang lebih berkualitas pada PC Anda.
04. Perlukah Update BIOS?
Pertanyaan: Pada situs resmi produsen
motherboard yang digunakan, tersedia update BIOS. Perlukah melakukan
update dengan BIOS versi terbaru?
Jawab: Alasan yang paling tepat untuk
munculnya kebutuhan update BIOS adalah saat menambahkan kompatibilitas
untuk sebuah komponen yang terpasang. Seperti harddisk ukuran 200 GB,
CPU terbaru yang sering membutuhkan update BIOS untuk dapat berjalan
dengan sempurna.
Juga tidak disarankan, untuk melakukan
update BIOS dengan alasan memperbaiki salah satu software bug dari BIOS.
Hal ini sangat jarang terjadi. Kecuali dinyatakan secara khusus.
Atau, dalam versi BIOS yang digunakan,
terdapat banyak bug yang mengganggu. Update BIOS dengan alasan selain
itu, memang tidak ada salahnya. Namun kemungkinan besar, itu hanya akan
membuang waktu saja.
05. Setting BIOS Tidak Tersimpan pada CMOS.
Pertanyaan: Mengapa CMOS tidak menyimpan setting BIOS?
Jawab: Ada dua kemungkinan. Perhatikan
POST yang diberikan saat booting. Jika pesan yang diberikan semacam ini
“CMOS checksum invalid” atau “Invalid configuration, run Setup”,
penjelasannya sangatlah sederhana. CMOS tidak dapat menyimpan setting
BIOS, dikarenakan kurangnya daya dari baterai CMOS. Jadi, yang perlu
dilakukan, hanyalah mengganti baterai CMOS dengan yang baru. Kebanyakan
bertipe CR2032. Dan baterai ini relatif mudah didapatkan, tidak hanya
tersedia pada toko komputer.
Kemungkinan kedua, terjadi karena
kesalahan setting. Beberapa motherboard menyediakan jumper clear
password (CLR_PWD), yang dapat menyebabkan setting BIOS tidak dapat
tersimpan. Untuk detail yang satu ini, ada baiknya untuk terpaksa
membukabuka buku manual motherboard Anda.
0 komentar:
Post a Comment